1. Hakikat
manusia sebagai mahluk budaya
Hakikat manusia sebagai
mahluk budaya, karena manusia mempunyai tingkatan yang lebih tinggi sebagaimana
makhluk hidup, manusia juga mempunyai akal yang dapat memperhitungkan
tindakannya yang kompleks melalui proses belajar yang terus-menerus. Selain itu
manusia dikatakan pula sebagai makhluk budaya. Budaya diartikan sebagai pikiran
atau akal budi. Manusia juga harus bersosialisasi dengan lingkungan,
yang merupakan pendidikan awal dalam suatu interaksi sosial. Hal ini menjadikan
manusia harus mempunyai ilmu pengetahuan yang berlandaskan ketuhanan. Karena
dengan ilmu tersebut manusia dapat membedakan antara yang hak dengan yang bukan
hak, antara kewajiban dan yang bukan kewajiban. Sehingga norma-norma dalam
lingkungan berjalan dengan harmonis dan seimbang.
2. Apresiasi
terhadap kemanusiaan dan kebudayaan
Budaya atau kebudayaan dipahami sebagai
tri potensi manusia, yakni berfikir, berkemauan dan berperasaan yang terjelma
dalam kumpulan ilmu pengetahuan, kaidah-kaidah sosial dan kesenian. Dalam
pengertian ini tergambar adanya proses yang menjadikan manusia – individu dan
masyarakat sebagai wadah pembentukan potensi yaag dijelmakan dalam bentuk
logika, etika dan estetika. Oleh karena itu, perlu adanya pelestarian dalam hal aplikasi seni
budaya. Pada taraf global budaya sangat menentukan cirri khas, bahkan
menunjukkan identitas suatu daerah tertentu. Maka dari itu, masyarakat secara
bersama dan individu harus menjadi agen tunggal yang menjadi proses penyebaran
budaya sekaligus mempertahankan eksistensi keberadaan budaya itu sendiri.
Manusia
sebagai makhluk sosial terikat dengan lingkungannya. Ikatannya adalah
kebudayaan yang diperoleh melalui proses belajar. Proses belajar dimungkinkan
karena dalam kebudayaan terdapat sejumlah kaidah, aturan dan kategori, yang
dapat diketahui melalui pengalaman dan pengamatan terhadap Ungkungan sosial.
Selanjutnya, pencocokan dengan pengetahuan yang sudah diketahui sebehunnya, dan
akhimya interpretasi dengan kembali mengadakan sistematisasi dan kategorisasi.
3. Etika
dan estetika berbudaya
Etika berbudaya
mengandung tuntutan bahwa budaya yang diciptakan harus mengandung niali-nilai
etik yang bersifat universal. Meskipun demikian suatu bidaya yang dihasilkan
memenuhi nilai-nilai etik atau tidak bergantung dari paham atau ideologi yang
diyakini oleh masyarakat.
Estetika
dapat dikatakan sebagi teori tentang keindahan atau seni, Estetika berkaitan
dengan nilai indah-jelek.
4. Memanusiakan
manusia
Pendidikan seharusnya ’memanusiakan manusia’ bukan
membuat ’manusia robot’yang harus selalu membuat sesuatu dan terus membuat
sesuatu. Kalau prestasi hanya selalu diukur dari seberapa banyak tulisan
yang telah masuk jurnal, berapa banyak paten yang telah dibuat, atau berapa
banyak proyek yang telah diselesaikan, buang saja hati nurani, ganti saja
dengan mesin yang tidak pernah tidur. Sampai tiba saatnya aus dan harus
dibuang untuk diganti dengan mesin yang baru. Pendidikan seharusnya membuat
seseorang bisa maju, lebih maju daripada sebelumnya.
Prestasi dicapai manakala
seseorang merasa puas untuk sementara dengan pencapaiannya, karena ia
sudah moving on dari ’tidak bisa’ menjadi ’bisa’. Tidak bisa dibandingkan
dengan orang lain, karena setiap orang memiliki karakter yang berbeda.
Kalau begitu kompetisi tidak perlu?? Tetap perlu dong...tapi dalam
takaran yang proporsional, artinya masih dalam batas-batas yang bisa memotivasi
seseorang untuk berprestasi, bukan untuk membuat frustasi.
5. Problematika
Kebudayaan
Adalah sesuatu yang indah jika kebudayaan yang
merupakan harta yang turun temurun dari nenek moyang kita, dapat kita
pertahankan kelestariannya. Tapi perkembangan jaman tidak dapat dibendung,
seiring dengan berjalanya waktu, maka kelestarian kebudayaan tersebut harus
dijaga karena kebudayaan hanyalah identitas diri dan merupakan identitas
bangsa. Bangsa yang memiliki identitas akan menjadi bangsa yang kuat dan
menjadi bangsa yang tidak mudah untuk dijajah oleh bangsa lain.
Problematika kebudayaan sangat berbahaya jika
dibiarkan, karena kebudayaan merupkan jati diri bangsa, bila itu hilang maka
dengan sangat mudah bangsa itu akan hancur dan dijajah oleh bangsa lain. Oleh
sebab itu bagaimanapun juga caranya kita harus mempertahankan identitas bangsa
kita yaitu kebudayaan. Mulailah dengan mencintai kebudayaan daerah, dan serukan
dalam hati yaitu :
I Love Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar