KELOMPOK SOFTSKILL :
DEBI SANTOSA K
AFIF INDRA
GUNTORO NUARI
ILHAM NURIANA
M SYAHID
WEBSITE 1.0 , 2.0 , 3.0
1.
Web 1.0
Web 1.0 merupakan teknologi awal dari website, dimana
pembuat sebagai pemberi informasi dan pengguna hanya sebagai pembaca (seperti
membaca koran lewat computer, aktifitasnya hanya searching saja). Bahasa yang
digunakan pada web ini masih berupa HTML saja.
2.
Web 2.0
Web 2.0 muncul sekitar tahun 2003 atau 2004, dimana para
pengguna website-pun dapat berkomunikasi 2 arah dan memiliki berbagai kelebihan
lainnya.
Kelebihan dari web ini adalah sebagai berikut :
- The Web as Platform
Pengerjaan suatu aplikasi/tulisan dapat langsung dikerjakan
di media internet tanpa harus mengerjakannya terlebih dahulu di windows
desktop.
- Harnessing Collective Intelligence
Web 2.0 memiliki kinerja untuk memanfaatkan tulisan orang
lain untuk mengisi konten web secara kolektif (tidak hanya webmaster yang
mengisi konten sendiri), contohnya seperti youtube.
- Data is the Next Intel Inside
Merupakan suatu garansi kepercayaan dari para pemberi data
kepada pemilik website bahwa pada era web 2.0 data sangatlah penting dan harus
di update setiap waktu.
- End of the Software Release Cycle
Pada web 2.0 aplikasi software dapat langsung digunakan
lewat internet/internet menjadi platform menjalankan program.
3.
Web 3.0
Web ini diperkirakan akan berkembang pada tahun 2010-2020
dan saat ini masih dalam tahap pengembangan. Menurut PC magazine karakteristik
dari web 3.0 adalah :
- Semantic Web
Web dengan kemampuan membaca situs semudah manusia
membacanya sehingga informasi dapat disajikan dengan cepat dan tepat.
- The 3D Web
Web dengan kemampuan visual 3D dan interaksi secara
realtime.
- The Media-Centric Web
Photo, audio, dan video akan menjadi cara lain untuk mencari
informasi yang kita inginkan selain keyword.
- The Pervasive Web
Web yang mudah diakses dengan berbagai cara dan alat berbeda
kapan saja dan dimana saja.
SEMANTIC WEB
Semantic web atau web semantik
merupakan salah satu perkembangan pada aplikasi web. Menurut bahasa, web
semantik mempunyai arti web yang memiliki makna. Dengan kata lain, web semantik
merupakan suatu aplikasi web
yang mempunyai knowledge base tertentu sehingga bisa dikatakan web semantik
mempunyai sifat lebih pintar dari web sebelumnya. Salah satu contoh dari web
semantik adalah web tersebut bisa merekomendasikan sesuatu kepada user sesuai
dengan interest usernya masing-masing. Dengan demikian, bisa jadi ketika
beberapa orang mengakses satu alamat web yang sama, konten atau isi dari
halaman web tersebut tidak akan sama. Salah satu contoh dari web semantik
adalah igoogle.
Ketika pertama kali membuka igoogle, kita akan diminta untuk mengisi lokasi
tempat kita berada, setelah itu baru kita menuju ke halaman beranda igoogle.
Dengan demikian, bisa jadi isi dari halaman beranda igoogle akan berbeda-beda
sesuai dengan lokasi yang diisikan sebelumnya, baik itu dari isi berita, suhu
udara, dan yang lainnya.
Web semantic atau semantik web dicetuskan
pertama kali oleh Tim Berners-Lee pada tahun 2001. Web
semantik sering disebut sebagai web versi 3.0. Dalam pembuatan aplikasi web
semantik tidak semudah membuat aplikasi web biasa. Untuk membuat web semantik
terdapat beberapa teknologi yang perlu dipelajari, diantaranya adalah RDF,
ontologi, query RDF, RDF Store, dan masih banyak lagi yang perlu dipelajari.
OWL (Web Ontology Language)
OWL adalah salah satu bentuk ontology yang memang dirancang dengan tujuan untuk digunakan oleh aplikasi yang perlu memproses isi informasi dibanding menampilkan informasi untuk konsumsi manusia. OWL merupakan rekomendasi W3C (World Wide Web Consortium) dalam penulisan ontology untuk web untuk web semantic. OWL dituliskan dalam syntax XML (eXtended Markup Language). Selain XML dalam OWL digunakan juga bahasa XMLS (XML Schema), RDF (Resource Description Framework) dan RDFS (RDF Schema) dan OWL itu sendiri. OWL menyediakan 3 sub bahasa yang expressive yang dirancang untuk digunakan oleh komunitas user/implementer tertentu, yakni:
- OWL lite
- OWL DL dan
- OWL Full
OWL lite disediakan untuk pengguna
yang secara prinsip memerlukan hirarki klasifikasi dan batasan sederhana.
Sebagai contoh jika menggunakan batasan kardinalitas, ia hanya mengijinkan
nilai kardinalitas 0 dan 1.
OWL DL (Description Logic) disediakan untuk pengguna yang
ingin ekspresi maksimal untuk komputasi dalam artian semua kesimpulan dijamin computable
dan decidable.
OWL Full tersedia untuk pengguna yang ingin
mengekspresikan bahasa secara maksimum dan syntaknya bebas dari RDF dengan
tidak ada jaminan bahwa ia computable. Sepertinya tidak ada software
reasoning yang akan dapat digunakan untuk mendukung resoning
yang komplit dari setiap feature dalam OWL Full.
Mengapa
menggunakan OWL? Awalnya adalah adanya ide dan visi dari web semantic. Visi
untuk masa depan yang mana informasi diberikan secara eksplisit yang membuat
mesin / komputer bisa mengerti dan mampu memproses informasi itu secara
otomatis dan mampu mengintegrasikan informasi yang tersedia di web. Komputer
diharapkan mampu melakukan proses reasoning sebagaimana yang dilakukan
manusia. Ontology merupakan bahasa untuk mesin yang digunakan untuk merepresentasikan
suatu informasi secara eksplisit. Ontology juga mendukung adanya reasoning.
Itulah mengapa OWL penting dalam mewujudkan visi web semantic.
RDF – Resource Data Framework (Semantic web)
Definisi RDF
RDF
merupakan framework untuk menggambarkan resource Web, seperti judul, penulis,
tanggal modifikasi, konten, dan informasi hak cipta dari halaman Web.
Penulisan RDF
Dokumen
RDF ditulis dalam XML. Bahasa XML yang digunakan oleh RDF disebut RDF / XML.
Dengan menggunakan XML, informasi RDFdengan mudah dapat dipertukarkan antara
berbagai jenis komputer menggunakan berbagai jenis sistem operasi dan bahasa
aplikasi.
Hubungan
RDF dengan Semantic web
Bahasa
RDF adalah bagian dari Kegiatan Semantic Web W3C. W3C “Visi Semantic Web”
adalah masa depan di mana:
·
Informasi
Web memiliki arti yang tepat
·
Informasi
Web dapat dipahami dan diproses oleh komputer
·
Komputer
dapat mengintegrasikan informasi dari web
Manfaat
RDF
· Dengan
menyediakan kerangka kerja yang konsisten, Resource Description Framework ( Rdf ) akan mendorong pemberian metadata
tentang sumber daya Internet.
· Karena
Resource Description Framework ( Rdf ) juga mencakup standar sintaks untuk
menggambarkan dan query data, maka perangkat lunak yang memanfaatkan metadata
akan lebih mudah menjalankanya dan lebih cepat untuk menghasilkannya.
· Standarisasi
sintaks dan kemampuan permintaan akan memungkinkan aplikasi untuk bertukar
informasi dengan lebih mudah.
· Mesin
pencari akan mendapatkan hasil yang lebih tepat dari pencarian, berdasarkan
metadata bukan pada indeks yang berasal dari pengumpulan teks lengkap.
· Para
pengembang perangkat lunak akan memiliki data yang lebih tepat untuk bekerja
dengan lebih cerdas.
Cara
Kerja RDF
Sebuah
sumber daya Internet didefinisikan sebagai semua sumber daya dengan Uniform
Resource Identifier ( Uri ). Ini termasuk Uniform Resource Locators ( Url )
yang mengidentifikasi seluruh situs Web serta halaman Web tertentu. Seperti tag
Meta pada Html saat ini , laporan deskripsi Resource Description Framework (
Rdf ), terbungkus sebagai bagian dari bagian Extensible Markup Language ( Xml
), dapat dimasukkan dalam halaman web ( yaitu,file Hypertext Markup Language – Html – ) atau bisa dalam file yang terpisah.
Aturan
RDF
·
Property
adalah resource yang memiliki nama, contoh “pemilik” atau “blog”
· Property
Value adalah nilai dari property, seperti “Leyser Timang” atau dapat juga
berupa resource.
· Resource
Description Framework (RDF) adalah spesifikasi yang dibuat oleh W3C sebagai
metode umum untuk memodelkan informasi dengan menggunakan sekumpulan format
sintaks. Ide dasar dari RDF adalah bagaimana kita dapat membuat pernyataan
mengenai sebuah resource Web dalam bentuk ekpresi “Subjet-Predikat-Objek”.
Dalam terminology RDF, SPO ini seringkali disebut dengan istilah N-triple.
RDF
Schema
· RDF
Schema dapat dipandang sebagai kamus data atau vocabulary untuk mendeskripsikan
properties dan classes dari resources RDF.
· Bisa
dikatakan bahwa ketiganya mempunya fungsi yang saling berkaitan erat satu sama
lain dalam membentuk RDF yaitu mengidentifikasi menggunakan web identifiers
(URIs) dan menjabarkan resource dengan properties dan property values. Ketiga
unsur ini kemudian dikombinasikan membentuk sebuah statement yang memiliki
sebuah subjek, predikat dan objek.
ARSITEKTUR WEB
Arsitektur
Website adalah
suatu pendekatan terhadap desain dan perencanaan situs yang, seperti arsitektur
itu sendiri, melibatkan teknis, kriteria estetis dan fungsional. Seperti
dalam arsitektur tradisional, fokusnya adalah benar pada pengguna dan kebutuhan
pengguna. Hal ini memerlukan perhatian khusus pada konten web, rencana
bisnis, kegunaan, desain interaksi, informasi dan desain arsitektur
web. Untuk optimasi mesin pencari yang efektif perlu memiliki apresiasi
tentang bagaimana sebuah situs Web terkait dengan World Wide Web.
Sejak
web perencanaan isi, desain dan manajemen datang dalam lingkup metode desain,
Vitruvian tradisional tujuan komoditas, keteguhan dan kesenangan dapat memandu
arsitektur situs, seperti yang mereka lakukan arsitektur fisik dan disiplin
desain lainnya. Website arsitektur akan datang dalam ruang lingkup
estetika dan teori kritis dan kecenderungan ini dapat mempercepat dengan
munculnya web semantik dan web 2.0. Kedua ide menekankan aspek struktur
informasi. Strukturalisme adalah sebuah pendekatan untuk pengetahuan yang
telah dipengaruhi sejumlah disiplin akademis termasuk estetika, teori kritis
dan postmodernisme. Web 2.0, karena melibatkan user-generated content,
mengarahkan perhatian arsitek website untuk aspek-aspek struktur informasi.
“Website
arsitektur” memiliki potensi untuk menjadi istilah yang digunakan untuk disiplin
intelektual mengatur konten website. ”Web desain”, dengan cara kontras,
menggambarkan tugas-tugas praktis, bagian-bagian-grafis dan teknis, dari
merancang dan menerbitkan sebuah situs web. Perbedaan tersebut
dibandingkan dengan yang antara tugas mengedit sebuah koran atau majalah dan
desain grafis dan pencetakan. Tetapi
hubungan antara editorial dan kegiatan produksi adalah lebih dekat untuk
publikasi web daripada untuk penerbitan cetak.
Ada
tiga standar utama untuk penerapan web services. Standar-standar ini mendukung
pertukaran data berbasis XML. Tiga standar tersebut meliputi SOAP, WSDL, dan
UDDI. Berikut bakal tak jelaskan secara singkat mengenai standar
tersebut.
SOAP
( Simple Object Access Protocol )
Protokol
ini mendukung proses pengkodean data (biasanya XML) dan transfernya melalui
HTTP (Hyper Text Transfer Language). Dalam konteks web services, SOAP adalah
suatu bahasa versi bebas dari protokol RPC (Remote Procedure Caoll) yang
berguna untuk proses transaksi melalui HTTP standar. SOAP membuat klien web
service dapat memilih beberapa parameter mengenai permintaannya dan
memberikannya kpd si penyedia. Ketika penyedia menganggapi permintaan tersebut,
maka terjadilah web services.
WSDL
( Web Services Description Language )
Merupakan
bahasa berbasis XML yang menjelaskan fungsi-fungsi dalam web services. WSDL
menyediakan cara untuk memanfaatkan kapabilitas web services. WSDL memberi tahu
mesin lain bagaimana memformat/ menterjemahkan permintaan yang diterima berikut
respon mereka agar proses web service bisa berjalan. Singkatnya, WSDL adalah
bahasa yang memungkinkan berbagai dokumen yang dibuat dalam aplikasi yang
berbeda dapat berkomunikasi.
UDDI
(Universal Description Discovery and Integration )
Adalah
semacam direktori global untuk mengelola web services. Fungsinya mirip dengan
Yellow Pages untuk versi web services. UDDI berisi informasi tentang penawaran
atau layanan apa yang ditawarkan perusahaan berikut dengan detil teknis
bagaimana cara mengaksesnya. Inforamsi tersebut ditulis dalam bentuk file-file
WSDL.
Applikasi
Web dalam rekayasa perangkat lunak,
suatu aplikasi web (bahasa Inggris: web application atau sering disingkat
webapp) adalah suatu aplikasi yang diakses menggunakan penjelajah web melalui
suatu jaringan seperti Internet atau intranet. Ia juga merupakan suatu aplikasi
perangkat lunak komputer yang dikodekan dalam bahasa yang didukung penjelajah
web (seperti HTML, JavaScript, AJAX, Java, dll) dan bergantung pada penjelajah
tersebut untuk menampilkan aplikasi.
Aplikasi
web menjadi populer karena kemudahan tersedianya aplikasi klien untuk
mengaksesnya, penjelajah web, yang kadang disebut sebagai suatu thin client
(klien tipis). Kemampuan untuk memperbarui dan memelihara aplikasi web tanpa
harus mendistribusikan dan menginstalasi perangkat lunak pada kemungkinan
ribuan komputer klien merupakan alasan kunci popularitasnya. Aplikasi web yang
umum misalnya webmail, toko ritel daring, lelang daring, wiki, papan diskusi,
weblog, serta MMORPG.